Short Story IV

Senin, 06 Februari 2012
oleh Siti Mulyani

02-10-2011
18.29
Dear mother,
Hello mom, how are you today ?
I’m fine. No. I guess I’m not well today. You know why ? I really really miss you mom. I can’t without you in my side. Until when I’m feeling like this. I need you. I need to talking with you about my problems. I guess it’s so hard for me, mom. I need you. I don’t know what should I do and I don’t know what can I do. I only need to tell you. I wanna to crying, but it not happen to me. I guess it’s a big problem and I must be stronger to finish it. I only have a little prayer for you. I want you are always happily in there, and I wanna quickly to see you again, although in a dream. I love you





Your sweetheart,

Lily

Lalu surat itu aku selipkan pada buku dan aku tertidur. Berharap benar-benar bertemu dengannya. Tetapi, tidak untuk malam ini. Aku tebangun dan berusaha mengingat apa yang aku lakukan tadi malam. Menulis surat untuk ibu ? “dimana surat itu ?” aku bertanya pada diriku sendiri. “ah ternyata ada disini.” Aku tidak menghiraukannya dan pergi ke kamar mandi. Pagi ini aku harus pergi mengantarkan foto yang sudah aku cetak tadi malam. Sebenarnya aku ingin beristirahat dirumah, namun aku tidak bisa makan jika foto ini tidak aku kirim hari ini. Sulit hidup di kota yang taraf hidupnya tinggi. Namun aku tidak akan menyerah pada keadaan, aku yakin Tuhan selalu ada bersamaku, disini, disisiku ^-^
Semangat pagi yang selalu aku lakukan melalui senyum kepada setiap orang yang kutemui sepanjang jalan. Hari ini aku sengaja tidak naik bis, aku ingin jalan kaki dan menikmati udara pagi di New York. Gedung-gedung pencakar langit yang menjulang tinggi. Aku senang melihatnya setiap kali aku berjalan kaki untuk mengantarkan foto untuk para pelangganku. “hi Lily, how are you ?”. “fine of course, where you go ?”. Adam, dia adalah teman kuliahku dan ini adalah liburan musim panas, sepertinya dia akan pergi ke California untuk mengunjungi neneknya. “my grandma. See you.” Senyumannya yang tidak pernah lepas saat dia menyapaku. Adam tak terlihat lagi, dia langsung naik taksi menuju stasiun Pennsylvania dan aku berbelok menuju apartemen tante Winny. Winny  Santo Florean, tetapi ia sering mengubah namanya sendiri menjadi Winny Sun Flower. Winny Bunga Matahari, ya begitulah. Dia baik dan sering mengajakku ke acara-acara pesta yang diadakan oleh kantor tempat ia bekerja. Tentunya aku tidak hanya diam seperti patung dan sekedar menemaninya. Aku menjadi juru foto pada acara-acara tersebut. Beberapa temannya sudah mengenalku dan sesekali mereka memakai jasa fotoku dan aku menikmatinya. Pekerjaanku tentunya. Terkadang aku membutuhkan motivasi untuk diriku, dan aku melakukannya dengan banyak cara agar aku bisa bertahan dalam keadaan ini. Semua memang tidak mudah untuk aku lewati. Namun kini, aku mencoba untuk bangkit dan menemukan apa yang benar-benar aku inginkan. Aku yakin Tuhan selalu memiliki kejutan untukku esok dan nanti. Amin ^-^

0 komentar: